cara berdagang menurut Rasulullah

Kitabut Tashrif – Berdagang adalah salah satu profesi yang mulia dan banyak digeluti oleh umat Islam. Bahkan, Rasulullah ﷺ sendiri pernah berprofesi sebagai pedagang sebelum menjadi nabi dan rasul.

Namun, berdagang tidak boleh sembarangan. Ada etika dan adab yang harus ditaati oleh para pedagang agar mendapatkan berkah dan ridha Allah ﷻ.

Berikut ini adalah beberapa cara berdagang menurut Rasulullah ﷺ yang baik dan benar:

  1. Niatkan berdagang untuk mencari rezeki yang halal dan bermanfaat. Rasulullah ﷺ bersabda: “Sesungguhnya Allah itu baik, tidak menerima kecuali yang baik, dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan orang-orang mukmin dengan apa yang telah Dia perintahkan kepada para rasul.” (HR. Muslim). Niatkan berdagang untuk memenuhi kebutuhan diri dan keluarga, bukan untuk sombong, riya, atau tamak.
  2. Jujur dalam berdagang. Rasulullah ﷺ bersabda: “Pedagang yang jujur akan bersama para nabi, orang-orang shiddiq, dan orang-orang syuhada.” (HR. Tirmidzi). Jujur dalam berdagang berarti tidak menipu, menyembunyikan cacat barang, mengambil untung yang tidak wajar, atau berbohong tentang asal-usul barang. Jujur dalam berdagang juga berarti memberikan informasi yang benar dan lengkap tentang barang yang dijual, serta memenuhi janji dan kesepakatan yang telah dibuat dengan pembeli.
  3. Murah hati dalam berdagang. Rasulullah ﷺ bersabda: “Barangsiapa yang murah hati dalam menjual, murah hati dalam membeli, dan murah hati dalam menagih hutang, maka Allah akan mencintainya.” (HR. Bukhari). Murah hati dalam berdagang berarti tidak kikir, pelit, atau rakus. Murah hati dalam berdagang juga berarti memberikan keringanan, kemaslahatan, atau kebaikan kepada pembeli, seperti memberikan diskon, bonus, hadiah, atau sedekah.
  4. Bersikap sopan dan ramah dalam berdagang. Rasulullah ﷺ bersabda: “Tidaklah seseorang menjual sesuatu kepada seseorang lalu ia berkata: ‘Demi Allah tidak ada cacat padanya’, padahal ia tahu bahwa ada cacat padanya, melainkan Allah akan menghapuskan rahmat dari wajahnya pada hari kiamat.” (HR. Ahmad). Bersikap sopan dan ramah dalam berdagang berarti tidak kasar, sombong, atau menghina pembeli. Bersikap sopan dan ramah dalam berdagang juga berarti menghormati hak-hak pembeli, seperti memberikan pelayanan yang baik, menjawab pertanyaan dengan sabar, atau meminta maaf jika ada kesalahan.
  5. Berdoa dan bertawakal kepada Allah ﷻ dalam berdagang. Rasulullah ﷺ bersabda: “Barangsiapa yang masuk pasar lalu ia berkata: ‘Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariika lahu lahul mulku wa lahul hamdu yuhyii wa yumiitu wa huwa hayyun laa yamuutu bi yadihil khairu wa huwa ‘alaa kulli syai-in qadiir’, maka Allah akan menulis baginya seribu ribu kebaikan, menghapuskan darinya seribu ribu keburukan, dan mengangkat darinya seribu ribu derajat.” (HR. Tirmidzi). Berdoa dan bertawakal kepada Allah ﷻ dalam berdagang berarti menyadari bahwa segala rezeki datangnya dari Allah ﷻ, bukan dari usaha atau kecerdikan manusia. Berdoa dan bertawakal kepada Allah ﷻ dalam berdagang juga berarti berserah diri kepada kehendak Allah ﷻ, baik mendapatkan untung maupun rugi.

Berdagang adalah profesi yang mulia dan banyak digeluti oleh umat Islam. Namun, kita harus berdagang dengan cara yang baik dan benar, sesuai dengan tuntunan Rasulullah ﷺ.

Kita harus niatkan berdagang untuk mencari rezeki yang halal dan bermanfaat, jujur dalam berdagang, murah hati dalam berdagang, bersikap sopan dan ramah dalam berdagang, serta berdoa dan bertawakal kepada Allah ﷻ dalam berdagang.

Dengan cara berdagang seperti itu, insya Allah kita akan mendapatkan keberkahan dan ridha Allah ﷻ, serta kepuasan dan kepercayaan dari para konsumen. Mari kita jadikan berdagang sebagai ibadah dan dakwah, serta sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah ﷻ. Aamiin. buku belajar bahasa Arab